KUNCI SUKSES BISNIS RETAIL CARREFOUR
Pada penghujung 1999, Carrefour dan Promodes (Induk perusahaan Continent) sepakat untuk melakukan penggabungan atas semua usahanya di seluruh dunia. Penggabungan ini membentuk suatu grup usaha ritel terbesar kedua di dunia dengan memakai nama Carrefour. Pada Januari 2008, Carrefour Indonesia menyelesaikan proses akuisisi terhadap PT Alfa Retailindo Tbk. Konsep paserba merupakan konsep perdagangan eceran yang diciptakan oleh Carrefour yang dirancang untuk memuaskan para konsumen. Sebelumnya, pembelian 40 persen saham PT Carrefour Indonesia oleh Trans Corp akan menjadikan kelompok usaha Para Group itu menjadi pemegang saham tunggal terbesar. Sedangkan pemegang saham lainnya adalah Carrefour SA sebesar 39 persen, Carrefour Nederland BV (9,5 persen), dan Onesia BV (11,5 persen). Carrefour adalah perusahaan 25 besar Fortune Global 500. Selanjutnya Trans Corp akan menjadi rekanan aktif operasi Carrefour di Indonesia.
Sepak terjang raksasa retail asal Prancis ini kerap mencemaskan para pesaingnya.Dalam tempo cepat, Carrefour sudah menjadi alternatif belanja pilihan bagi keluarga, khususnya di kota-kota besar. Bahkan, 84 gerai Carrefour telah hadir di lebih dari 60 lokasi yang tersebar di Jakarta, Bandung, Surabaya, Denpasar, Yogyakarta, Semarang, Medan, Palembang dan Makasar.
“Saya ingin memastikan bahwa sembako (sembilan bahan pokok) dijual dengan harga terbaik di Carrefour,” ujar Chairul Tanjung. Menurut Chairul, akuisisi dapat membangkitkan semangat perusahaan-perusahaan di Indonesia untuk terus tumbuh menjadi tuan rumah di negeri sendiri. Melalui kerja sama itu, Trans Corp akan menerapkan kekuatannya dalam inovasi, operasi, dan pengetahuan mengenai pasar lokal untuk bekerja sama dengan Carrefour dalam menyediakan kebutuhan-kebutuhan khas dari konsumen di Indonesia. Kerja sama itu nantinya juga akan mengombinasikan gerai Carrefour dengan kelompok usaha Para Group dalam bidang pelayanan finansial dan gaya hidup (lifestyle-fashion), makanan dan minuman (food & beverage), dan travel.
“Trans Corp juga mempunyai visi strategis di bidang ritel dan bisnis yang mempunyai sinergi potensial serta signifikan dengan Carrefour,” ujar Shafie Shamsuddin, direktur utama Carrefour Indonesia. Selain itu, PT Carrefour Indonesia (PTCI) juga menggelar bazar dan pojok rakyat melibatkan ratusan pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM). Shafie Shamsuddin, Presiden Direktur PTCI, mengatakan kegiatan ini merupakan bentuk nyata perusahaan ritel tersebut dengan UMKM untuk tumbuh dan berkembang bersama, khususnya di sektor riil. Bazar dan pojok rakyat merupakan salah satu realisasi dari bagian program pengembangan UMKM dari PTCI. Oleh karena itu membuat konsep program pengembangan UMKM dengan membagi tiga kategori. Kategori pertama adalah nonpemasok, kedua yang berpotensi menjadi pemasok, dan ketiga adalah pemasok. Bagi UMKM nonpemasok, Carrefour melakukan bantuan program keuangan, terutama bagi usaha mikro. Produk yang berpoternsi masuk ke jaringan Carrefour dari kelompok ini adalah berbasis komunitas. Bagi pemasok yang sudah bergabung dengan perusahaan ritel itu, programnya melalui sentra UMKM.
Kunci Sukses Bisnis Retail Carrefour
- Program Peningkatan Kapasitas
- Dukungan promosi
- Akses Pasar
- Evaluasi Berkesinambungan
- Bazar dan Pojok Rakyat
Bazar melibatkan 140 pengusaha UMKM yang merupakan binaan Kementerian Koperasi dan UKM, Kementerian Perdagangan melalui Pusat Fagang Kecil Menengah (PDKM), Asosiasi Pelaku Usaha Indonesia (APINDO), Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi), pedagang kaki lima (PKL) yang berada dalam radius 1 km dari gerai, dan mitra UMKM binaan Carrefour.
Saat ini Carrefour Indonesia mengoperasikan 79 gerai (63 hypermarket, 16 supermarket) di 22 kota. Di tahun 2009 Carrefour Indonesia memperoleh nilai penjualan sebesar Rp 11.7 triliun. Perusahaan ini mempunyai 12.000 karyawan dan bekerjasama dengan ribuan supplier, termasuk banyak perusahaan menengah ke bawah (small medium enterprise). Dalam wacana kedepan, Carrefour akan membuka 13 gerai baru di tahun 2010. Para Group sampai dengan saat ini telah mempekerjakan lebih dari 50.000 orang di Indonesia.
Bisnis ritel untuk kelas hipermarket masih berpotensi berkembang. Tercatat hanya ada beberapa pemain besar di Indonesia, yakni Carrefour, Giant, dan Matahari. Sejarah baru saja tergores pada bisnis ritel di Indonesia. Hal itu terjadi ketika Trans Corp, kelompok usaha yang didirikan pengusaha Chairul Tanjung, secara resmi membeli 40 persen saham PT Carrefour Indonesia, anak usaha Carrefour SA, senilai 300 juta dollar AS atau sekitar 3 triliun rupiah.
Apa Kata Kompetitor Carrefour
Perusahaan ritel PT Matahari Putra Prima Tbk tak terpengaruh dengan aksi Carrefour tersebut. Matahari akan tetap fokus mengelola bisnis ritel kelas hipermarket setelah melepas kepemilikan saham pada PT Mata-hari Departemen Store Tbk sebesar 7,2 triliun rupiah. Presiden Direktur PT Matahari Putra Prima Tbk Benjamin Mailol mengatakan perseroan berencana menambah 10 gerai baru Hypermart dalam satu setengah tahun ke depan. “Dari dana penjualan PT Matahari Departemen Store sebesar 900 miliar a-kan digunakan untuk pengembangan bisnis ritel. Minimun 10 gerai per tahun, jadi kita memang akan cukup ekspansif,” ujarnya.
Sementara itu, perusahaan ritel PT Hero Supermarket Tbk juga tak khawatir dengan aksi Para Group karena tahun ini telah berencana melakukan ekspansi dengan sengaja tidak membagikan dividen. Presiden Direktur Hero Supermarket Tbk John Callaghan mengatakan Hero, pada Agustus dan September 2010, akan mengeluarkan model baru di seluruh Indonesia dengan kebutuhan dana untuk masing-masinggerai rata-rata 500 ribu dollar AS. “Perseroan juga akan menambah satu gerai di Hypermarket Giant CBD Bintaro dengan investasi 20 juta dollar AS,” tambahnya. Hero saat ini memiliki 467 gerai, di antaranya 35 gerai Giant Hypermart, 50 gerai Hero Supermarket, 63 gerai Giant Supermarket, 195 gerai kesehatan dan kecantikan Guardian, dan 124 gerai Starmart Minimarket dan jumlah karyawan mencapai 12.700 orang.
Hipermarket Lotte Mart juga akan segera beroperasi pada pertengahan tahun ini. Peritel asal Korea Selatan tersebut telah melakukan pergantian merek dagang pusat perkulakan Makro menjadi Lotte Mart Wholesale. Manajer Hubungan Industrial PT Lotte Shopping Indonesia Basuki Ismael mengatakan format pusat perkulakan yang telah diusung Makro sejak 1992 tetap dipertahankan, mengingat masih ada pembeli potensial dari gerai yang menjual produk secara gro-sir dan mensyaratkan kepemilikan kartu anggota saat melakukan transaksi pembelian. “Lone siap berkompetisi dengan merek hipermarket lain di Indonesia, yaitu Carrefour, Hypermart, dan Giant,” ucapnya.